MuMoToMo II: Harmoni Kreatif Empat Seniman dalam Satu Kisah

Sumber: Gajah Gallery

Empat seniman dengan latar belakang dan gaya berbeda bersatu dalam pameran MuMoToMo II, yang menghadirkan kisah perjalanan kreatif serta warisan mereka yang kaya. Melalui perspektif satu-satunya anggota yang masih hidup, pameran ini mengajak pengunjung menyelami dinamika kolaborasi, kebebasan berekspresi, dan refleksi mendalam tentang kehidupan, budaya, dan seni di luar arus utama.

Pameran MuMoToMo II menampilkan warisan empat seniman yang memiliki ikatan kuat: I Gusti Ayu Kadek Murniasih (Murni), Dewa Putu Mokoh, OO Totol, dan Edmondo (Mondo) Zanolini. Diselenggarakan dari 8 Mei hingga 1 Juni 2025, pameran ini dikurasi dari sudut pandang Mondo, satu-satunya anggota kelompok yang masih hidup, yang juga berperan sebagai narator perjalanan kreatif mereka.

Judul MuMoToMo sendiri merupakan singkatan simbolis dari nama keempat seniman, menegaskan kedekatan dan kolaborasi mereka dalam mencipta karya. Keempat seniman ini membawa pengaruh berbeda namun saling melengkapi dalam praktik kolektif mereka. Mokoh, yang merasa jenuh dengan komersialisasi seni tradisional Bali, menemukan semangat baru melalui pertemuannya dengan Mondo. Pertemuan ini kemudian menarik Murni, seniman transmigran Bali dengan gaya visioner yang kini semakin diakui secara internasional. Sementara itu, Totol membawa estetika outsider yang khas, menemukan suara kreatif dan komunitas pendukung dalam kelompok ini, meski sebelumnya kurang dihargai oleh masyarakat luas.

Pameran dibagi ke dalam enam tema utama yang memberikan ruang bagi pengunjung untuk menyelami perjalanan artistik kelompok ini. Tema seperti “The Gift and Curse of Life” mengajak refleksi mendalam tentang kehidupan melalui karya-karya Murni yang menyentuh trauma pribadi dan pengalaman keibuan. “Echoes and Mirrors” menyoroti obsesi dan pengulangan dalam karya mereka, sementara “The Serpent” mengangkat kekuatan simbolik ular dalam mitologi Bali dan budaya lain.

Tema “Digits and Digital” mengulas dampak teknologi digital dalam seni modern, sedangkan “Power of the Kiss” mengeksplorasi hubungan manusia dari sisi keinginan dan koneksi yang beragam. Terakhir, “The Biographical: 3, 2, 1, Action!” merayakan pemberontakan kreatif Murni lewat karya-karya terakhirnya yang dinamis.

MuMoToMo II bukan sekadar pameran seni, melainkan sebuah dialog yang mengajak penonton memahami kompleksitas pengalaman manusia, kebebasan berkreasi, dan kekuatan seni dalam membentuk budaya. Lewat karya dan cerita mereka, kelompok ini menunjukkan bagaimana kolaborasi dan keberanian artistik mampu meninggalkan warisan yang abadi.

Selain itu, pameran ini juga menyoroti bagaimana keempat seniman tersebut berhasil menciptakan ruang kreatif yang inklusif dan suportif, meskipun berada di luar arus utama seni kontemporer. Mereka membuktikan bahwa perbedaan latar belakang dan pendekatan seni bukanlah penghalang, melainkan sumber kekayaan yang memperkaya karya mereka secara bersama-sama. Melalui MuMoToMo II, pengunjung diajak untuk memahami bahwa seni bukan hanya tentang hasil akhir, melainkan juga tentang proses kolaborasi, kebersamaan, dan bagaimana pengalaman personal dapat menjadi benih lahirnya inovasi artistik yang transformatif.

Comments

Popular posts from this blog

Pameran Seni di MRT Bundaran HI Angkat Isu Inovasi dan Perlawanan Budaya Palestina

Basoeki Abdullah: Maestro Lukis Indonesia yang Mendunia

Menjelajahi Dunia Seni Lewat Pameran Digital Basoeki Abdullah di Galeri Indonesia Kaya