Munajat Ketika Doa yang Mengalir Lewat Warna dan Goresan

Pameran lukisan bertema Munajat Qurani Sumber: detik.com

Pameran Munajat Qurani yang diselenggarakan di Galeri Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, menawarkan sebuah ruang reflektif melalui karya seni yang menggali nilai-nilai spiritual dalam ayat-ayat doa Al-Qur’an. Menghadirkan 34 lukisan penuh makna, pameran ini tidak hanya menyajikan keindahan visual, tetapi juga menghadirkan pengalaman emosional yang mendalam, mengajak pengunjung untuk merenungi makna doa dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.

Di tengah hiruk pikuk modernitas dan laju kehidupan yang cepat, seni kembali hadir sebagai ruang kontemplasi. Kali ini melalui pameran bertajuk Munajat Qurani, yang diselenggarakan di Galeri Taman Budaya Jawa Barat, Bandung. Pameran ini menjadi medium reflektif yang mengangkat nilai spiritual, khususnya dari ayat-ayat doa dalam Al-Qur’an, dan menerjemahkannya ke dalam bentuk lukisan penuh makna. Bukan sekadar visual, tetapi juga pengalaman emosional yang membawa pengunjung merenungi nilai-nilai universal dalam agama dan kemanusiaan.

Sebanyak 34 karya seni dipamerkan dalam agenda yang digagas oleh Komunitas Gurat Institute ini. Para pelukis yang terlibat, berasal dari berbagai latar belakang dan gaya berkarya, namun mereka disatukan oleh benang merah yang sama: ingin menghadirkan kembali pesan Al-Qur’an dalam pendekatan yang lebih intim dan dapat dijangkau oleh semua kalangan. Doa-doa dalam lukisan tersebut tak hanya menjadi bacaan, tetapi menjadi bentuk ekspresi spiritual yang hidup di atas kanvas, dengan sentuhan warna, garis, dan simbol.

Setiap karya yang ditampilkan tidak hanya mewakili keindahan estetika, tetapi juga menyampaikan perasaan yang dalam, mulai dari harapan, kerinduan, hingga ketenangan batin. Salah satu karya yang menarik perhatian menggambarkan ayat tentang ketabahan Nabi Ayub, yang divisualisasikan dengan nuansa gelap dan sapuan lembut sebagai simbol keheningan doa dalam penderitaan. Karya lainnya menghadirkan ayat tentang permohonan perlindungan dari kejahatan, divisualkan dengan warna-warna kontras dan simbol alam sebagai representasi kekuatan spiritual.

Yang membuat pameran ini lebih istimewa adalah keterlibatan seniman dalam proses interpretasi makna. Mereka tidak sekadar menyalin teks ke dalam gambar, tetapi menyelami arti, suasana batin, dan pengalaman pribadi yang beresonansi dengan ayat tersebut. Proses ini menghasilkan karya-karya yang bukan hanya untuk dilihat, tetapi untuk dirasakan. Dalam setiap guratan dan warna, terdapat narasi spiritual yang mengundang pengunjung untuk merenung.

Pengunjung dari berbagai latar belakang pun hadir dengan antusias. Tak hanya kalangan seniman atau akademisi, tetapi juga masyarakat umum, pelajar, hingga komunitas religius. Banyak dari mereka mengaku bahwa pameran ini menghadirkan pengalaman spiritual yang berbeda. Seni menjadi sarana untuk memahami ayat dengan lebih dalam, bukan hanya secara tekstual, tetapi juga melalui emosi dan visualisasi.

Selain pameran lukisan, agenda ini juga diisi dengan diskusi seni, refleksi keagamaan, dan workshop kreatif. Tujuannya adalah memperluas pemahaman bahwa seni dan agama bukan dua kutub yang terpisah, melainkan dapat saling memperkaya. Melalui kegiatan ini, Gurat Institute ingin menunjukkan bahwa dakwah dan pendidikan agama bisa dilakukan dengan pendekatan yang lebih lembut dan humanis.

Pameran Munajat Qurani juga menjadi ruang pertemuan antar komunitas seni dan religius. Banyak seniman muda yang terinspirasi untuk mulai mengeksplorasi tema-tema spiritual dalam karya mereka. Bahkan beberapa pengunjung yang bukan dari latar belakang seni pun merasa tertarik untuk mulai menuangkan perasaan religius mereka melalui media visual. Seni menjadi jembatan yang membuka ruang dialog antar nilai, antar generasi, dan antar pengalaman.

Apa yang dihadirkan oleh pameran ini membuktikan bahwa karya seni bukan hanya medium estetis, tetapi juga spiritual. Ketika doa-doa dalam Al-Qur’an dituangkan dalam bentuk visual, ia tidak kehilangan kekhusyukannya. Sebaliknya, ia menjadi lebih dekat, lebih hidup, dan lebih meresap dalam kesadaran manusia modern yang kadang terputus dari nilai-nilai batiniah.

Munajat Qurani bukan sekadar pameran seni, tetapi sebuah ajakan halus untuk kembali pada nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah dunia yang serba cepat dan serba bising, pameran ini menghadirkan keheningan yang bermakna—sebuah ruang hening di mana warna dan kata menyatu dalam sebuah doa visual.

Sumber:https://www.detik.com/jabar/berita/d-7811180/pameran-munajat-qurani-ketika-doa-doa-al-quran-diabadikan-dalam-lukisan

Comments

Popular posts from this blog

Pameran Seni di MRT Bundaran HI Angkat Isu Inovasi dan Perlawanan Budaya Palestina

Basoeki Abdullah: Maestro Lukis Indonesia yang Mendunia

Menjelajahi Dunia Seni Lewat Pameran Digital Basoeki Abdullah di Galeri Indonesia Kaya